Lampung Timur (MediaLT) — Nelayan di desa Sukorahayu,Kecamatan Labuhan Maringgai,Lampung Timur enggan melaut dan terancam bangkrut dengan tingginya harga BBM jenis Solar bersubsidi mencapai Sebelas ribu rupiah lebih perliternya yang di beli dari agen pengepul.
Seperti disampaikan H.Yunus tokoh nelayan saat Reses tahap pertama DPRD Provinsi Lampung Muhammad Khadafi Azwar,SH,MH di balai desa setempat.(19/11/24).
“Kami sudah hampir 6 bulan tak melaut untuk mencari ikan, karena tingginya harga Solar dari agen yang mencapai Sebelas ribu lebih perliternya,sedangkan kami tak di perbolehkan membeli sendiri di POM (SPBU_red), yang mana bila kami paksakan untuk melaut satu kali untung 5 kali merugi besar”,keluhnya.
Sealin harga BBM,dia juga mengeluhkan dengan Perompak yang masih berkeliaran , pendangkalan Muara serta Jembatan pengubung yang telah lama tak pernah tersentuh renovasi.
“Melaut juga kami kwatir dengan Perompak yang masih berkeliaran di sekitar perairan perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan,Pendangkalan Muara yang membuat kapal nelayan kandas serta jembatan penghubung agar bisa direnovasi dan ditinggikan agar tak terjadi penumpukan kapal nelayan di bawah”,tuturnya.
Menanggapinya Khadafi akan membawa masalah ini ke DPRD Lampung dan segera mengkonsultasikan dengan pihak terkait.
“Harga solar memang menjadi dilema bagi nelayan, masalahnya kapal – kapal nelayan dengan mesin kapasitas besar yang seharusnya non subsidi,ikut juga membeli BBM bersubsidi. Bila begini yang terdampak tentu nelayan – nelayan kecil yang memang berhak mendapatkan solar bersubsidi”,jelas MasKhadafi.
“Semua telah saya catat dan menjadikannya sebagai hasil reses yang akan menjadi usulan di DPRD Provinsi Lampung”,pungkasnya.
Diketahui agenda reses di desa Sukorahayu dihadiri oleh Kepala desa Afria Syadi beserta perangkat,BPD,Petani,Nelayan, ibu – ibu penggiat desa,serta para tokoh desa setempat.(Kms)