Lampung Timur (media LT) Tangis pilu membasahi pipi petani singkong di Kabupaten Lampung Timur. Harga singkong yang anjlok drastis membuat mereka terpuruk. Keuntungan yang didapat nyaris tak ada, bahkan banyak yang mengalami kerugian.
Di Kecamatan Sukadana, para petani mengeluhkan harga singkong yang sangat rendah. Para tengkulak hanya menawarkan harga Rp1.225 per kilogram dengan potongan 25 persen, atau Rp1.240 per kilogram dengan potongan 27 persen. Potongan yang tinggi ini semakin memperparah kondisi ekonomi para petani.
Hal ini dikeluhkan oleh petani singkong di kecamatan Sukadana,Tan Malaka mengungkapkan dengan anjlok harga singkong membuat para petani singkong merugi.
“Kami hanya bisa pasrah. Harga seperti ini sangat memberatkan. Setelah dipotong, keuntungan yang kami peroleh sangat sedikit,” ujar Tan Malaka. Jumat (6/12/2024).
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Batanghari Nuban. Pabrik singkong Florindo Makmur di desa Sukaraja Nuban, membeli singkong dengan harga Rp1.070 per kilogram, namun dengan potongan sebesar 15 persen.
Meskipun potongan lebih rendah dibandingkan di Sukadana, harga dasar yang rendah tetap memukul pendapatan petani.
Anjloknya harga singkong ini berdampak besar pada kehidupan para petani. Banyak di antara mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Mereka berharap Pemerintah setempat dapat segera turun tangan untuk membantu mengatasi permasalahan ini dan mencari solusi agar harga singkong dapat kembali stabil serta memberikan harga yang layak bagi petani.
Minimnya pengawasan terhadap harga jual dan besarnya potongan menjadi masalah utama yang perlu ditangani.(KMS).