Lampung Timur (MediaLT) — Alokasi pupuk subsidi untuk Lampung Timur tahun 2025 adalah: Urea 87.978 ton, NPK 83.140 ton, NPK Formula Khusus 3.063 ton, Organik 2.913 ton, sedangkan data alokasi pupuk subsidi untuk Provinsi Lampung tahun 2025 adalah 812.885 ton yangmana jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun faktanya petani di desa Kali Pasir, kecamatan Way Bungur , Lampung Timur, mengeluhkan susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi di desanya.

Hal itu mereka sampaikan saat agenda Reses anggota DPRD Lampung Timur Samsudin dari partai Demokrat yang menyambangi desa merea pada Minggu malam 23 Maret 2025.
“Informasi yang kami dapat bahwa Pemerinah telah menambah alokasi ketersediaan pupuk sebesar 100%, namun yang terjadi di Desa kami berbeda dengan desa-desa lainnya yang mana para petani di desa lain cukup bahkan cenderung berlebih ketersediaan pupuk, tetapi di desa kami Kali Pasir mayoritas petani kesulitan dalam membeli pupuk bersubsidi karena ketersediaannya sangat terbatas, contohnya kami butuh 3 kuintal pupuk bersubsidi tetapi yang diberikan oleh distributor hanya satu kuintal dan ini hampir dialami oleh seluruh petani yang ada di desa Kali Pasir, untuk itu kami meminta kepada bapak Samsudin agar menyampaikan keluhan kami kepada pemerintah agar bisa dicarikan jalan keluarnya”,tanya beberapa Petani
Mendengar hal itu anggota DPRD yang akrab disapa Pak Adin ini agak terkejut mendengar keluhan masyarakat petani yang kesusahan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Di beberapa desa saat saya menggelar reses rata-rata petani mengatakan bahwa ketersediaan pupuk di desa mereka sudah tidak menjadi kendala lagi, tetapi ini kok di desa Kali Pasir para petani masih mengeluhkan tentang kelangkaan dan ketersediaan pupuk yang sangat terbatas. nanti saya akan mencoba mempertanyakan hal ini kepada pihak-pihak terkait di mana dan bagaimana hal ini bisa terjadi, kita akan cari akar permasalahannya dan dapat menemukan solusi kedepannya sehingga tidak ada lagi petani yang mengeluhkan tentang susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi”, tegas pak Adin.
Di tempat yang sama warga desa lainnya juga menyampaikan keluh kesah yang ada di desanya, mulai dari gagal panen, akses jalan, hingga infrastruktur yang masih jauh dari kata layak.
“Desa Kami terkesan kok seperti dianaktirikan yang yang mana jalan-jalan yang ada di desa kami sebagian belum terbangun, bahkan masih ada jalan Tanah, lalu ketika di musim penghujan banjir mengepung peladangan dan sawah kami sehingga kami harus menelan pil pahit gagal panen, juga akses penghubung kami hanya mengandalkan Perahu penyeberangan karena jembatan yang kami idam-idamkan dan belum jadi Sudah ambruk, pun akses kami yang melalui jalan utama ke arah Lampung Tengah saat ini juga kondisinya sangat-sangat memprihatinkan, ini juga tolong disampaikan Pak agar masyarakat bisa mendapatkan jalan penghubung yang layak karena itu merupakan akses utama kami dalam menunjang aktivitas dan perekonomian warga desa”, ucap warga.
pada kesempatan itu Syamsudin menegaskan komitmennya untuk membantu menyampaikan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah daerah.
“Hasil Reses kali ini sudah saya catat, dan nanti akan saya bawa ke DPRD Kabupaten Lampung Timur untuk dibahas, mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar apa yang disampaikan pada kesempatan ini dapat perhatian dari pemerintah*, pungkasnya.(Kms)